Selasa, 08 September 2009

Asyikk, dapat award lagi !!

Asyikk, dapat award lagi !!

Terimakasih kepada sobat deINDIES yang telah mengirimkan award ini buat saya.

Backlink Award ini merupakan award yang spesial karena telah dirancang sedemikian rupa sehingga memberikan efek positif bagi penerimanya. Apabila seluruh penerima award mengikuti aturan mainnya, maka award ini akan memberikan backlink (deep link) yang luar biasa kepada blog penerima.



Dengan senang hati saya meneruskan award ini kepada sepuluh sobat :

1. eldo
2. Wahyu
3. blog 2009
4. ecerdas
5. tongkonan
6. bang djie
7. buat web
8. heri
9. azam
10. wang muba


Mohon maaf ya kalau ada kesalahan penulisan nama atau gelar.

“Bagi siapa saja yang menerima award ini diharuskan untuk membagikan kembali award ini kepada sepuluh orang temannya. Dan selanjutnya si penerima award harus meletakkan link-link berikut ini di blog atau artikel kamu :

1. Ote Tatsuya
2. Deogracias
3. Free Tips
4. Auto Motor 2009
5. Ruri
6. Mas Doyok
7. Bobby Ngeblog
8. deINDIES
9. Gerai Kasih
10. artikel psikologi

Aturannya begini : Saya misalkan dengan anda mengirim award ini ke 10 rekan blogger lainnya. Sebelum kamu meletakkan link di atas, kamu harus menghapus peserta nomor 1 dari daftar. Sehingga semua peserta naik 1 level. Yang tadi nomor 2 jadi nomor 1, nomor 3 jadi 2, dst. Kemudian masukkan link kamu sendiri di bagian paling bawah (nomor 10). Tapi ingat ya, kalian semua harus fair dalam menjalankannya. Jika tiap penerima award mampu memberikan award ini kepada 5 orang saja dan mereka semua mengerjakannya , maka jumlah backlink yang akan didapat adalah 1.953.125. Nah, silahkan copy paste saja, dan hilangkan peserta nomor 1 lalu tambahkan link blog/website kamu di posisi 10. Ingat, kamu harus mulai dari posisi 10 agar hasilnya maksimal. Karena jika kamu tiba2 di posisi 1, maka link kamu akan hilang begitu ada yang masuk ke posisi 10.”

Ketika posisi kamu 10, jumlah backlink = 1
Posisi 9, jml backlink = 5
Posisi 8, jml backlink = 25
Posisi 7, jml backlink = 125
Posisi 6, jml backlink = 625
Posisi 5, jml backlink = 3,125
Posisi 4, jml backlink = 15,625
Posisi 3, jml backlink = 78,125
Posisi 2, jml backlink = 390,625
Posisi 1, jml backlink = 1,953,125

Dan semuanya menggunakan kata kunci yang kamu inginkan. Dari sisi SEO kamu sudah mendapatkan 1,953,125 backlink dan efek sampingnya jika pengunjung web para downline kamu mengklik link itu, kamu juga mendapatkan trafick tambahan.Semoga award ini dapat mempererat tali silaturahmi di antara kita.

Award Nuranurainiku

Senin, 22 Juni 2009

Jangan menyerah keep action



Stop dreaming start action. Kata-kata itulah yang selalu menjadi inspirasi saya dalam bertindak. Baik pada waktu terpuruk hingga kemudian bangkit lagi. Ada sebuah cerita menarik seorang pembuat miniatur pesawar terbang. Dia adalah pembuat miniatur pesawat yang sangat sukses sekarang ini.

Bahkan omset penjualanya hingga mencapai Negara-negara eropa bahkan amerika. Anda pasti akan terkejut karena ia bisa sukses dengan cara yang sangat unik. Dia berpikir bagaimana caranya agar perusahaan penerbangan luar negeri dapat melirik usaha dan membeli apa yang ia buat.

Hingga kemudian ia membuat puluhan brosur tentang jasa pembuatan miniatur pesawat terbang. Brosur itupun dititipkan kepada setiap penumpang bandara yang hendak pergi ke luar negeri. Dia berkata, “Saya minta tolong titip brosur ini, setelah bapak sampai di bandara luar negeri tolong taruh brosur ini di bandara tersebut terserah mau di tempatkan dimana, dibuang di tempat sampah disana juga tidak apa-apa”.

Nah dari sinilah awal mulanya, ia menekuni penyebaran brosur ini ke setiap penumpang-penumpang yang hendak pergi ke luar negeri. Setelah sekian bulan akhirnya ada sebuah perusahaan yang tertarik untuk membeli jasanya, entah tahu dari mana perusahaan itu, mungkin bisa saja dari brosur yang dibuang di tempat sampah bandara luar negeri.

Ia pun dihubungi oleh perusahaan itu melalui fax, tentu dengan menggunakan bahasa inggris. Nah, ia pun bingung dengan kata-kata itu. Akhirnya setiap ada Fax masuk ia pun langsung berlari kencang menuju ke seorang guru tetangga dekatnya, karena ia memang tidak pandai berbahasa inggris, tetapi ia tidak menyerah. Usaha ini terus berjalan dengan orderan dari beberapa perusahaan penerbangan.

Suatu saat ia pernah dihubungi oleh perusahaan penerbangan dari Negara belanda, setelah dilakukan kontak dan perusahaan itu tahu bahwa usaha yang dilakukan oleh bapak ini termasuk golongan kecil, hingga perusahaan itu pun membatalkan pembelian. Tetapi ia tidak patah semangat, ia tekuni perusahaan-perusahaan lain dengan kualitas pesawat buatanya. Hingga ia mempunyai banyak karyawan dan dapat membuat tempat khusus untuk berdirinya usaha ini yang semakin besar.

Dari cerita diatas, bapak ini tidak pernah menyerah, walaupun pasar lokal yang kecil tetapi ia pun mempunyai ide untuk memasarkanya ke luar negeri dengan sebuah brosur yang dititipkan, bahkan dengan harga 100 rupiah per lembarnya tetapi hasilnya bisa mencapai jutaan rupiah.

Bahkan tidak sampai disitu saja, ketika ia tidak bisa berbahasa inggris, ia pun berusaha, lari secepat-cepatnya ke rumah tetangga dia yang seorang guru bahasa inggris. Ia pun juga pernah ditolak oleh perusahaan penerbangan belanda yang menilai usahanya terlalu kecil dan meragukan, tetapi ia menepisnya dengan memberikan kualitas bermutu pada perusahaan penerbangan negara lain.

Tahukan anda apa kunci kesuksesan yang ia lakukan selama ini? Jawabanya, selalu melihat potensi, selalu melihat kesempatan, jika ada, segeralah bertindak, segeralah untuk action. Bagaimana jika kesempatan itu tidak ada? Maka jawabanya adalah carilah kesempatan itu, ada sebuah kata-kata yang biasanya pernah kita dengar.

Mengambil kesempatan di balik kesempitan, itulah ciri-ciri orang yang sukses. Ingat disini bukan berarti sebuah kesempitan yang dialami oleh orang lain dan kita memanfaatkan hal itu, tetapi kesempitan disini adalah kesempitan jalan menuju sebuah tujuan. Ketika jalan anda sempit maka carilah celah celah yang bisa anda masuki, walaupun celah itu sangat-sangat kecil.

Seperti yang telah dijelaskan oleh saya di artikel sebelumnya tentang action. Bahwa tanpa action anda tidak akan pernah sukses. Hal ini diperkuat oleh Pak joko yang mengatakan, begitu anda ACTION bukan berarti anda dijamin berhasil, namun satu-satunya cara untuk gagal adalah NO ACTION. Tanpa ACTION dijamin sudah pasti anda tak akan pernah berhasil mencapai apa yang anda inginkan.

Sekali lagi STOP DREAMING START ACTION dan bangunlah kesuksesan di pikiran anda. Sudahkan anda melakukanya?

Jumat, 19 Juni 2009

Stop Dreaming Start Action


Stop Dreaming Start Action untuk masa depan yang lebih baik

Ketika anda percaya maka akan terjadi perubahan yang besar terhadap diri anda. Dan itu tergantung anda dalam merespon perubahan tersebut, apakah besar atau kecil.


Dari kalimat yang sederhana diatas, tahukah anda bahwa kalimat tersebut memiliki makna yang sangat besar. Ketika anda memulai untuk percaya pada sesuatu, terutama dalam program jaringan kami, maka secara tidak sadar, akan terjadi PERUBAHAN BESAR dalam diri dan hidup anda. Tetapi tentunya itu semua tergantung dari tindakan respon atau action anda terhadap kepercayaan akan sesuatu, yang nantinya akan membawa perubahan besar.

Ketika anda sudah mempercayai, maka tindakan anda selanjutnya adalah meresponya dengan penuh antusias dan penuh tekad lebih tepatnya TAKE ACTION, inilah yang disebut respon yang besar. Karena respon yang besar akan benar-benar membawa anda untuk menuju ke dalam puncak perubahan besar. Tetapi jika anda hanya duduk diam tanpa melakukan apa-apa dan selalu hanya membayangkan, seandainya...seandainya..seandainya... Maka sudah dipastikan anda akan tetap terpuruk tanpa beranjak sedikitpun dari tempat duduk anda.

Apakah anda tahu bahwa perubahan besar itu tidak membutuhkan pengertian yang sangat besar dan luas akan sesuatu, tetapi walaupun memiliki pengertian yang kecil, penerapan dan tindakan dengan cara yang semaksimal mungkin akan membawa anda kepada perubahan besar. Mulailah tanam pada diri anda ” Stop Dreaming Start Action”, berhenti bermimpi dan segera mulai bertindak.

Kunci dalam sebuah perubahan adalah sebuah tindakan yang jelas, jangan menunda apalagi menyerah. Perubahan adalah sebuah pilihan. Jika anda menangkap suatu perubahan yang lebih baik adalah kesuksesa, maka kesuksesan adalah sebuah pilihan dan untuk mewujudkanya segeralah bertindak, mulailah untuk beranjak, berjalan dan kemudian anda bisa berlari dengan kencang.

Oleh karena itu janganlah anda merasa mudah menyerah ketika anda belum melakukan apa-apa untuk memulainya, karena dalam sebuah masa depan yang diperlukan adalah tekad dan tindakan. Jika anda sudah siap untuk action, anda juga bisa mengkampanyekan slogan stop dreaming start action dengan mengikuti kontes blog yang di adakan oleh pakar bisnis internet joko susilo, klikdi sini. Bagaimana sudahkah anda siap-siap untuk bangkit dan melanjutkan hidup dengan penuh tindakan? Salam sukses

Pulau Komodo butuh dukungan anda


Kabar terbaru yang saya dengar, dari TV ONE di kabar indonesia pagi. Kini borobudur tidak lagi masuk kategori 7 kejaiban dunia. Sungguh disesalkan...Kini pihak dunia tengah melakukan voting untuk menentukan siapa saja yang masuk kedalam kategori 7 keajaiban dunia. Dan indonesia memasukkan pulau komodo (komodo national park) sebagai kandidat 7 macam keajaiban dunia.

Saya ingin menggalakkan teman-teman semua untuk ikut dalam voting ini. Mendukung salah satu pulau sejarah kita yang masih bertahan dengan hewan purbanya yaitu komodo. Sehingga nantinya diharapkan pulau kita tercinta masuk kedalam kategori 7 keajaiban dunia. Voting berakhir hingga bulan oktober

Kini komodo national park masih ada diperingkat 8, butuh lebih banyak lagi suara kita untuk masuk kedalam kategori 7 besar. Ayo tunjukkan rasa kebangsaan kita akan kekayaan alam yang kita miliki.

AYOOOOOOO....

Untuk melakukan voting silahkan kunjungi:

http://www.new7wonders.com/nature/en/vote_on_nominees/


Disana nantinya terdapat langkah-langkah dalam menvoting apa saja yang harus dilakukan untuk itu.

Langkah pertama:

silahkan kunjungi http://www.new7wonders.com/nature/en/vote_on_nominees/

Stelah itu akan muncul halaman berikut ini



Daftarkan alamat email kita lebih dahulu dengan cara seperti gambar diatas. Kemudian isi email address kita dan tulis ulang alamat email kita di kolom confirm email address.

Langkah kedua:



>>>Pilihlah Choose your nominees by: continent
>>>Pilih select continent dengan :asia
>>>kemudian kita akan disuruh memilih 7 keajaiban dunia kita. pilihlah 7 dari berbagai macam pilihan. Tetapi yang berada diurutan pertama tentunya KOMODO NATIONAL PARK (INDONESIA) yang kedua dan seterusnya terserah kita.

Langkah ketiga:



Kemudian klik submit dan email konfirmasi akan di kirimkan ke email kita. Buka alamat email kita dan klik link email konfirmasi.

SELESAI...semoga indonesia kita lebih dipandang masyarakat dunia dengani usaha kita memajukan indonesia melalui voting agar pulau komodo menjadi kandidat 7 keajaiban dunia. Sudahkah anda melakukanya?

NB: beritahukan pada teman-teman kamu yang lain

Rabu, 03 Juni 2009

Ajarkan Anak Tanggung Jawab


KEDISIPLINAN bisa diajarkan dan dibiasakan pada anak sejak dini, tapi juga membutuhkan kesadaran yang datang dari diri sendiri. Dengan berdisiplin, anak juga belajar bertanggung jawab.

Dr Marvin Marshall, seorang konsultan dan penulis di sebuah surat kabar elektronik di Amerika, mengemukakan bahwa saat liburan tiba (terutama liburan Natal dan tahun baru), orang tua sering kali sibuk memikirkan tentang hadiah apa yang akan diberikan kepada putra-putrinya.

"Padahal ada hadiah yang tak ternilai harganya dan akan berguna hingga akhir hayat anak-anak kita, yaitu tanggung jawab," kata Marshall seperti dikutip dalam presentasi bertajuk How to Promote Responsibility.

Menurut Marshall, ada beberapa cara untuk menanamkan tanggung jawab dan disiplin tanpa membuat anak stres, tanpa hukuman, serta tanpa perlu pemberian hadiah.

Pertama, usahakan untuk selalu mengatakan dengan bahasa yang positif. Misalkan: "Kalau kamu bisa menyelesaikan PR-mu dengan cepat, maka kamu bisa segera pergi". Ini akan lebih efektif ketimbang mengatakan: "Kalau kamu tidak mengerjakan PR-mu, maka kamu tidak boleh pergi". Jadi setiap perkataan dan tindakan hendaknya dilandasi dengan kebijakan. Bagaimanapun, kebijakan lebih baik daripada konsekuensi yang sering diartikan sebagai hukuman.

Kedua, tawarkan pilihan. Pilihan memang bisa dibatasi, tapi dengan sering melatih anak untuk memilih, maka dia juga akan semakin bertanggung jawab, terutama terhadap pilihannya itu. Jika dia tidak kunjung memenuhi tugas dan tanggung jawabnya, coba tingkatkan pilihan sehingga dia mempunyai lebih banyak pilihan.

"Dalam hubungan pertemanan, 'tidak kalah' itu lebih penting ketimbang menang. Selama seseorang itu punya pilihan, dia tidak akan kalah. Maka, cobalah tawarkan pilihan-pilihan yang masuk akal pada anak-anak," saran Marshall dalam www.momstoday.com.

Pilihan itu bisa disadari atau tidak disadari. Setiap orang selalu punya kemungkinan untuk memilih, jangan ajarkan anak untuk berpikir sebagai "korban" atas hal tidak menyenangkan yang menimpanya. Misalkan,"Dia membuatku melakukan hal ini", "Aku tidak bisa mengontrol diriku sendiri", atau "Aku tidak punya pilihan lain".

Ketiga, berhati-hatilah dengan pertanyaan "mengapa?". Dalam pertanyaan tersebut terkandung makna "mengemukakan alasan", menjadi korban, atau menghindari tanggung jawab.



Ketika anak merasa terdesak, dia bisa mengemukakan alasan yang tidak benar (berbohong) untuk melindungi di-rinya dari rasa bersalah atau kemungkinan hukuman dari orang tuanya. Selain itu, batasi kebiasaan "menceramahi" anak. Kendati mungkin orang tua bermaksud baik untuk menasihati, tapi anak-anak bisa salah menilainya sebagai kritikan, atau mungkin mereka akan berpikir: "Ih, mama bawel amat sih!".

Keempat, jadilah pendengar yang baik. Orang tua juga hendaknya mencoba untuk mengerti dan mendengarkan cerita dan keluhan anak tanpa menginterupsi dengan pendapatnya. Ketimbang menghakimi, lebih baik tunjukkan ketertarikan dan rasa ingin tahu yang tinggi.

Mengelola kebiasaan mendengarkan untuk memahami akan kian mempererat hubungan orang tua dan anak. Orang tua yang memiliki kebiasaan mendengarkan yang buruk biasanya cenderung selalu menginterupsi. "Mengunci mulut" saat anak bercerita mungkin agak berat, tapi ini adalah salah satu jalan yang tepat untuk meningkatkan komunikasi. Bagaimanapun anak-anak butuh untuk curhat, maka jadilah pendengar yang baik sehingga mereka bisa mencontohnya.

Kelima, kemukakan keinginan Anda sebagai orang tua. Beri kesempatan pada anak untuk menolong Anda karena anak-anak tumbuh dengan memberi. Nyatakan lebih dari sekadar pujian, misalkan "Mama lihat kamu merapikan tempat tidurmu". Kalimat tersebut lebih menunjukkan kompetensi diri dan mengembangkan tanggung jawab anak ketimbang mengatakan, "Mama sangat bangga melihatmu merapikan tempat tidurmu," yang hanya menunjukkan sesuatu yang membanggakan orang tua.

Keenam, pemberian hadiah tidak akan memotivasi anak untuk bertanggung jawab. Jika anak mengetahui adanya reward, maka kemungkinan mereka akan mengalihkan pikiran untuk bertindak menjadi pikiran untuk menyuap atau mengambil hati orang tuanya. Padahal tujuan utamanya adalah meningkatkan tanggung jawab anak, bukan menghukum atau memberinya hadiah kan?

Lowongan pekerjaan surabaya

Rabu, 13 Mei 2009

Jauhkan Anak dari Game Kekerasan


Perlu untuk menjauhkan anak-anak dari permainan komputer yang berkaitan dengan kekerasan. Demikian dikatakan tiga ahli ilmu jiwa Austria berdasarkan temuan penelitian paling akhir mereka.

Menurut laporan yang disiarkan Jumat di media Austria, dalam penelitian paling akhir mereka dengan judul "Kekerasan dan Pencegahan Kekerasan", tiga ilmuwan dari Departemen Psikologi di University of Vienna, Austria, itu menyarankan sikap "tanpa toleransi" mesti diterapkan dalam menangani pemuda yang bermain game kekerasan di komputer.

Pemuda mesti dijauhkan dari permainan kekerasan tersebut karena semua itu "tak baik dan hanya menimbulkan kerugian".

Hasil penelitian tersebut membuktikan bahwa pemuda yang sering kali memainkan games yang berkaitan dengan kekerasan di komputer cenderung menjadi lebih agresif dibandingkan dengan mereka yang hanya bermain games yang kurang atau tidak berisi kekerasan.

Untuk itu, para ilmuwan tersebut menjelaskan permainan yang berisi kekerasan bukan hanya cenderung ditiru, tapi lingkungan permainan itu juga mudah membawa seseorang pada mental reaktif atau imaginer agresif.

"Anak-anak yang memainkan game yang berkaitan dengan kekerasan di komputer akan mudah memperlihatkan sifat agresif ketika terganggu, tidak puas, atau marah". Dengan demikian, mereka lebih agresif dibandingkan dengan anak yang tak memainkan game semacam itu.

Pada penelitian tersebut juga didapati bahwa di kalangan remaja yang berumur 16 tahun dan secara khusus disurvei, anak laki-laki yang memainkan game komputer dengan isi yang berkaitan dengan tindakan brutal bahkan telah mencapai 60 persen.
Oleh karena itu, para ilmuwan tersebut menyarankan orangtua dan guru mesti memulai pendidikan terkait di sekolah dasar guna menjauhkan anak-anak dari permainan komputer yang mengandung kekerasan.

Pada 11 Maret, penembakan di kampus yang mengejutkan dunia terjadi di Jerman sehingga 17 orang tewas. Pembunuhnya adalah anak laki-laki berusia 17 tahun yang, menurut penyelidikan, tertarik pada permainan komputer yang mengandung kekerasan.


Daftar pustaka

Rabu, 08 April 2009

Iklan rokok dalam dunia anak dan remaja


Dari media massa kompas, saya telah membaca beberapa hal tentang kasus merokok di Indonesia. Berdasarkan laporan Economic Analysis on Tobacco Use pada 2004, di Indonesia rokok membunuh 427.948 orang alias 1.174 orang per hari. Data Global Youth Tobacco pada tahun sama menyebutkan, tingkat prevalensi perokok anak usia 13-15 tahun mencapai 24,5 persen dari total populasi anak Indonesia.

Dari jumlah itu, 2,3 persen adalah remaja perempuan sehingga prevalensi perokok pemula usia 15-19 tahun meningkat dari tahun ke tahun. Pada 1995 angka itu adalah 13,7 persen, menjadi 24,2 persen pada 2000, dan 32,8 persen pada 2004, dan angka itu cenderung meningkat pada lima tahun terakhir.

Sangat banyak sekali iklan dan promosi rokok di berbagai media massa, spanduk, dan lain lain yang sangat beragam. Tetapi disini saya tidak membahas hal itu. Disini yang saya soroti adalah iklan rokok dalam berbagai kemasan acara, terutama acara yang menyangkut anak dan remaja harus segera dilarang sebagai bentuk perlindungan anak dan remaja.

Berdasarkan kajian berbagai pihak yang giat dalam penanggulangan bahaya merokok dan perlindungan anak, disimpulkan, seluruh rangkaian kegiatan pemasaran industri rokok sangat sistematis untuk menjadikan anak-anak dan remaja sebagai perokok pemula.

Hal ini sudah terlihat pada sebagian besar acara yang digelar baik anak maupun remaja pasti ada saja yang menyangkut iklan rokok di dalamnya. Ini dapat menyajikan informasi tidak sehat yang bisa mengganggu proses pertumbuhan dan perkembangan anak dan remaja dari banyak aspek. Industri rokok menjadi sponsor aktif kegiatan olahraga, kesenian, dan lain-lain yang banyak bersentuhan dengan dunia remaja, bahkan dunia religi. Contohnya saja kegiatan festival musik di kalangan anak sekolah menengah atas, biasanya akan menghadirkan iklan sponsor rokok di dalamnya.

Dalam kegiatan sponsor ini memang tidak mengajak secara langsung bagi remaja untuk merokok, tetapi dalam dunia marketing terdapat satu tipe jenis marketing yaitu soft selling. Soft selling adalah sistem penjualan yang dilakukan secara halus dan tidak menawarkan produk secara langsung. Bagaimana tidak terjadi peningkatan jumlah perokok di kalangan remaja, jika dalam setiap kegiatan mereka selalu di jejali dengan berbagai iklan rokok di dalamnya.

“UU Nomor 23/2002 Tentang Perlindungan Anak jelas menyebutkan bahwa anak dan remaja Indonesia harus dilindungi dari berbagai hal yang bisa merugikan hak hidup mereka”


Sejauh ini belum ada peraturan resmi yang meregulasi tata cara pemasaran rokok dan yang memiliki semangat melindungi anak dan remaja dari bahaya rokok. Komisi Nasional Perlindungan Anak sendiri tengah mendekati Mahkamah Agung untuk keperluan perlindungan anak ini.

Semoga nantinya iklan rokok tidak lagi masuk dalam kegiatan dunia remaja, walaupun nantinya terdapat berbagai kotroversi yang terjadi. Tetapi ini demi generasi penerus bangsa yang sehat, baik jasmani maupun mental, karena mereka belumlah pantas untuk merokok dikalangan usia perkembanganya.

Sabtu, 04 April 2009

Membentuk rasa percaya pada anak


Menurut Erik Erikson (1968), tahun pertama kehidupan bayi ditandai dengan tahap perkembangan rasa percaya dan tidak percaya, bayi menuntut lingkungannya untuk aman secara fisik dan hal-hal yang menyakitkan. Kepercayaan pada masa bayi dapat memunculkan pemikiran bahwa dunia adalah tempat tinggal yang baik dan menyenangkan. Bayi akan mempelajari rasa percaya jika mereka diasuh dengan cara yang konsisten dan hangat.

Contonya, jika bayi pada saat lapar tidak diberi makan dengan baik dan diberikan suasana hangat yang konsisten, maka bayi akan cenderung berkembang dengan rasa tidak percaya. Inilah hal yang perlu orangtua perhatikan dalam masa tahap perkembangan awal bayi mereka.

Bayi yang memiliki rasa percaya cenderung untuk memiliki rasa aman secara sosial maupun lingkunganya dan memiliki rasa percaya diri mengekplorasi lingkungan yang baru. Begitu juga sebaliknya, bayi yang tidak mempunyai rasa percaya cenderung untuk tidak memiliki harapan-harapan positif.

Rasa percaya ternyata tidak hanya muncul pada tahun pertama kelahiran saja tetapi juga muncul pada tahap-tahap perkembangan selanjutnya. Seperti, anak yang memasuki sekolah dengan rasa tidak percaya akan dapat mempercayai guru tertentu yang lebih banyak meluangkan waktunya untuk membuat dirinya sebagai orang yang dapat dipercayai. Begitu juga dengan anak yang memiliki rasa percaya akan berubah jika pada tahap perkembangan selanjutnya terjadi sesuatu kejadian seperti orangtuanya bercerai akibat konflik yang berkepanjangan.

Ada sebuah contoh kasus. Seorang laki-laki berusia 4 tahun sedang dirawat oleh psikologi klinis karena orangtua angkatnya mengembalikanya ke panti asuhan setelah diasuh selama 6 bulan. Anak ini dingin, tidak mempunyai rasa sayang, suka mencuri benda-benda dan tidak dapat dipercayai. Hal ini terjadi bukan tanpa alasan, kira-kira setelah setahun kelahiranya (hasil pekawinan tidak sah), ia dirawat berpindah-pindah oleh panti asuhan.

Pada awalnya ia mencoba untuk membangun hubungan dengan orang-orang di panti asuhan, tetapi hal ini tidak dapat berkembang karena terlalu sering dipindahkan dari panti ke panti. Pada akhirnya, ia berhenti untuk menjangkau orang lain karena perpisahan yang tidak terelakkan itu sangat menyakitkan.

Seperti anak yang terluka akibat terkena api, maka ia akan berusaha untuk tidak mendekati bila terdapat nyala api didepanya. Hal ini sama, jika anak mengalami rasa sakit atas hubungan emosional maka selanjutnya ia tidak akan mempercayai siapa pun. Hanya pengasuhan dan kesabaran bertahun-tahun untuk dapat memulihkan rasa tidak percaya si anak.

Oleh karena itu berilah anak anda rasa perlindungan, perhatian, kasih sayang dan kelekatan yang konsisten, terutama pada awal tahun pertama kelahiran agar anak dapat memiliki rasa percaya akan situasi sosial dan lingkungan sekitarnya. Tentu saja pada tahap-tahap perkembangan selanjutnya juga perlu untuk menjaga kepercayaan pada anak agar tetap terbentuk.

Senin, 30 Maret 2009

Anak ikut kampanye, salah siapa?


Anda pasti tahu pada tanggal 9 April 2009 akan dimulainya pemilihan umum untuk memilih calon legislatif baik DPR RI, DPD maupun DPRD. Banyak partai yang kini mencalonkan para anggotanya untuk mengisi kursi kosong sebagai seorang wakil rakyat. Banyak pula partai yang kini saling menyerukan suara-suara orasi untuk menarik minat masyarakat. Kampanye-kampanye pun digelar diberbagai daerah, tak terkecuali daerah anda juga ikut menjadi tempat sasaran kampanye. Beberpa kegiatan kampanye yang sering dilakukan, seperti konvoi kendaraan bermotor, konser musik atau dangdut, bahkan sampai goyang erotis pun di tonjolkan untuk menarik massa.

Tidak sedikit pula pelanggaran yang terjadi selama kampanye berlangsung. Contoh kali ini yang paling riskan adalah keikutsertaan anak-anak dalam kegiatan kampanye. Sungguh ironis, banyak sekali anak yang tidak luput dari kegiatan kampanye, yang ternyata tidak lain karena diajak oleh orangtua mereka. Padahal banyak sekali tontonan yang tidak layak untuk disaksikan oleh anak-anak. Goyang dangdut yang heboh misalnya, apakah hal itu layak untuk disaksikan oleh seorang anak yang masih dalam proses perkembangan dan belajar? Sudah saatnya kini orangtua untuk sadar akan kekeliruan yang mereka lakukan.

Dari kebanyakan alasan, orangtua lebih suka mengajak anak mereka untuk ikut berkampanye dari pada meninggalkan anak menangis tidak karuan dirumah. Hal ini perlu ditindak lanjuti agar orangtua kini mulai sadar akan pentingnya proses perkembangan anak dan proses belajar anak. Jangan hanya memikirkan kebahagiaan diri sendiri tanpa melihat pengaruhnya terhadap diri anak. Anak memiliki proses imitasi (meniru) yang kuat dalam tahap proses balajarnya, contohnya saja, kini banyak lagu-lagu dewasa yang mungkin sering anda dengar dari nyayian mulut mereka. Proses modeling inilah yang perlu orangtua perhatikan saat ini. Melihat tontonan goyang syiur yang menghebohkan dan joged arukan yang tidak karuan, justru akan membuat anak menjadi jiwa yang tidak lepas dari hal-hal negatif yang muncul. Bahkan, pernah pada suatu acara kampanye digelar, tidak sedikit anak yang ikut berjoged di depan panggung, lalu kemanakah orangtua mereka?

Sampai kapan bangsa ini akan maju jika para penerus bangsa kini sudah dijejali oleh hal-hal yang belum pantas untuk mereka tonton, bergoyang erotis, joged arukan dan lain-lainya. Bahkan hal ini dilakukan tidak lain oleh didikan orangtua mereka.

Jadi jangan salahkan perilaku yang muncul pada anak, bila kita tidak menyukainya atau perilaku tersebut salah dimata kita. Anak belajar dari apa yang dia dengar dan apa yang dia lihat. Terutama sangat berpengaruh pada lingkup keluarganya. Mulailah saat ini anda sebagai orangtua untuk tahu dan lebih mengenal cara mendidik anak dengan tepat. Mulailah untuk peduli dalam setiap tindakan anda sebagai orangtua terhadap anak. Dan mulailah untuk membuka mata lebar-lebar mengenai proses perkembangan anak anda.

Selasa, 24 Maret 2009

Anak autis : Pengembangan yang perlu dilakukan


Tak sedikit pun kata keluar dari mulut Sue (28 th). Tatapannya semata terpaku pada tetesan air yang memenuhi sendok plastik kesayangannya. Ditumpahkannya dan kembali tetesan air kran yang mengalir di satu sudut rumahnya di Amerika Serikat ditadah lagi dengan sendok berwarna putih itu.

Cukup sering Sue sendirian melakukan hal itu. Baginya, aktivitas itu membuatnya tenang dan tenteram. Terkadang, Sue melanjutkannya dengan berdiri di depan pintu masuk rumahnya, meski tak jelas apa yang dilihat, dan bersandar setelahnya.

Ini adalah cuplikan film dokumenter yang berkisah tentang anak autis, digelar dalam orasi ilmiah bertajuk "Perspektif Positif dalam Memahami Autis”.

Sue hanyalah salah satu dari sekian ratus anak autis di Amerika Serikat. Adapun jumlah anak autis di Indonesia, bertambah cukup pesat. Ini terlihat dari makin banyaknya pusat terapi yang menangani anak-anak autis, juga pembahasan di media massa, dan seminar-seminar. Sayangnya, belum ada data resmi dari pemerintah tentang jumlah anak autis.

Di Amerika Serikat, sekitar satu dari 166 anak yang lahir tergolong anak autis. Nah, sayangnya pemerintah kita belum punya data jumlah anak autis seluruh Indonesia. Padahal ini diperlukan untuk memandang seberapa urgent hal ini harus mendapat perhatian agar anak autis tidak dimasukkan pada sekolah normal, seperti yang saat ini terjadi.

Faktanya sekolah-sekolah normal ternyata belum mampu menangani anak autis. Cara memasukkan anak autis ke sekolah normal memang memberikan kebanggaan si orangtua bahwa anaknya normal. Sementara di lain sisi tidak ada kesiapan dari pihak sekolah dalam menangani anak autis termasuk teman-temannya yang kerap memperlakukan si anak autis dengan cara berbeda.

Karena itu, perlu penanganan khusus terhadap anak autis. Memang, menangani anak autis tidak mudah. Perlu ada kerja sama lebih baik dari guru dan orangtua yang berorientasi pada pengembangan diri dan menjauhkan anak dari bullying.
Orangtua perlu serius menemukan keunggulan anaknya melalui konsep multiple intelligence bahwa kecerdasan bisa beragam. Ada kecerdasan matematis, kinetik, matematis dan verbal. Setiap anak autis memiliki ciri khusus dalam kuantitas dan kualitas yang berbeda.

Ini adalah keunggulan anak autis yang layak dikembangkan. Dengan demikian, tak heran cukup banyak anak yang menunjukkan kemampuan di bidangnya, seperti musik, seni, matematika, komputer, dan menggambar. Sebagian individu autis memiliki kemampuan luar biasa tanpa melalui proses belajar yang disebut savant, seperti mampu menghafal kamus ensiklopedia secara rinci.

Sayangnya, penanganan anak autis di Indonesia cenderung menekankan pada kekurangan (defisit), bukan pada penggalian dan pengembangan potensi. Padahal, pengembangan potensi dapat digunakan sebagai kompensasi dari defisit yang ada.

Karena itu, cara terbaik memahami mereka adalah dengan berusaha mengenali mereka tanpa prasangka tertentu, apalagi membandingkan mereka dengan individu normal.
Kita juga harus menggunakan perspektif holistik dan positif, yaitu memandang anak autis sebagai individu yang utuh dan memiiki potensi kreatif.

Kenali individu autis lebih dalam, hargai keunikan mereka, serta percaya bahwa mereka juga mampu berpikir dan mengembangkan diri, maka kita akan membantu mengembangkan individualitas dan potensi mereka secara optimal.

Jadi, kenali penderita Autis dengan cara berbeda. Pandanglah bahwa mereka memiliki keunggulan tersendiri.


daftar pustaka

Rabu, 11 Maret 2009

Kasus pola asuh tidak tepat pada anak


BETAPA pentingnya peran orangtua dalam membesarkan dan mengasuh anak, tak diragukan lagi. Berbagai perkembangan anak, mulai fisik, kognisi, emosi, sosial, termasuk harga diri anak, rasa percaya diri dan identitas jender, sangat dipengaruhi orangtua dalam menerapkan pola asuh.

Berikut contoh masalah dari sebuah sumber yang saya dapatkan, yaitu sebuah surat dari seorang anak gadis yang telah mendapatkan pola asuh tidak tepat dari orangtuanya.

--------------------------------------------------------------------------

Yth Ibu Agustine,

Saya gadis (22) yang sedang bergumul dengan permasalahan psikologis amat kompleks. Saya anak pertama dari dua bersaudara. Adik saya laki-laki, usia 20 tahun. Sejak kecil, semua keperluan saya dan adik diurus Ibu. Kehadiran Ayah hanya bersifat fisik saja. Bisa dikatakan, kami tidak pernah merasakan kasih sayang dan perhatian seorang ayah.

Meski demikian, hubungan kami dengan Ibu juga tidak terlalu ”dekat”. Adakalanya kami bisa tertawa bersama, tetapi saya tidak pernah merasa nyaman berbagi semua.

Beberapa tahun belakangan Ibu semakin dominan karena Ayah tidak lagi bekerja. Saya merasa Ibu demikian sayang dan memerhatikan anak-anaknya sehingga sering kali sikapnya demikian ”aneh”. Bahasa hiperbolanya, Ibu semakin memantapkan posisinya sebagai ”diktator” yang mengatur kehidupan anak-anaknya.

Hal tersebut membuat saya dan adik makin hari makin tertekan. Akibatnya, kami sering melakukan hal-hal tertentu tanpa sepengetahuan Ibu. Belakangan saya sering merasa emosi saya tidak stabil. Saya bisa menjadi orang yang tegar, kuat, dominan, dan keras di satu sisi, tetapi adakalanya saya merasa demikian lemah, manja, dan mau enak sendiri.

Kalau sudah begini, saya bisa menjadi pribadi kejam dan penuntut, berbohong, melakukan apa saja untuk mendapat yang saya inginkan. Saya juga kadang terdorong berbuat kekerasan (walaupun masih dalam skala kecil). Yang jelas, saya tipe orang introver.

Saya jatuh cinta pertama kali pada usia 10 tahun (cinta yang juga disertai gairah seksual, bukan pula cinta monyet) kepada sahabat perempuan saya, sebut saja X. Di sisi dia, saya merasa hangat. Saya selalu ingin melindungi dan membuat dia tersenyum. Saya mencintai dia seperti lelaki mencintai perempuan.

Pada usia sekarang, saya baru menyadari, mungkin salah satu hal yang membuat saya tertarik kepada X adalah karena saya merasa menemukan ”dunia baru” dalam dirinya, sesuatu yang tidak pernah saya dapat di rumah. Makin dewasa, saya makin menyadari saya tidak tertarik dengan laki-laki dan hanya tertarik kepada perempuan, baik secara fisik maupun emosional.

Saya jatuh cinta kedua kalinya pada usia 20 tahun kepada Y. Dia memperlakukan saya seolah-olah saya pribadi yang butuh ”perlindungan”. Dia melindungi dan mencintai saya seperti laki-laki mencintai perempuan. Saya merasa nyaman, aman, tenang bersama Y. Berbeda dengan yang pertama, kali ini saya mencintai Y seperti perempuan mencintai laki-laki. Kedua perjalanan cinta saya kandas di tengah jalan.

Saya pernah berhubungan seksual dengan Y. Masturbasi juga terkadang saya lakukan. Yang agak meresahkan, makin hari saya makin bergairah dengan fantasi bernada kekerasan. Membayangkan saya atau tokoh idola saya atau Y (bukan X) sebagai ”korban” kekerasan fisik benar-benar memicu gairah saya.

Saya bingung dengan semua yang terjadi. Menurut Ibu, sebenarnya ada apa dengan diri saya? Adakah yang salah? Hal apa yang mesti saya perbuat dan bagaimana saya menghadapi permasalahan ini agar tidak membuat saya makin ”terpuruk”? Saya benar-benar ingin semua yang saya alami bisa menuntun saya pada pemikiran lebih dewasa.
(J di S)

J yang baik, saya prihatin sekali dengan masalah Anda. Analisis saya memang ada yang salah dalam perkembangan kepribadian Anda.

Secara sadar maupun tidak sadar sebenarnya Anda ”marah” atas apa yang telah orangtua lakukan dalam pengasuhan mereka. Anda mengalami banyak konflik dalam hubungan perasaan dengan Ibu yang di satu sisi Anda pahami sangat menyayangi, tetapi Anda tidak terima dengan sikapnya yang otoriter dan tidak punya kompromi itu.

Anda juga sangat kecewa terhadap sikap Ayah yang tidak bisa terlibat secara lebih akrab dan memenuhi kebutuhan masa kecil Anda akan perlindungan dan kasih sayang. Disertai dengan berbagai pengalaman hidup lain, semua itu membuat kepribadian Anda berkembang menjadi seorang yang labil secara emosi dan bimbang pada berbagai prinsip/nilai kehidupan lain, termasuk pilihan orientasi seksual.

Peristiwa ”menyenangkan” dalam perjalanan cinta Anda juga harus berakhir buruk. Padahal, di situ Anda mendapatkan kenyamanan afeksi meski hanya sementara. Kemarahan Anda makin menjadi dan tampil dalam bentuk agresivitas seksual, meskipun masih sebatas imajinasi.

Menurut saya, sebagai seorang yang kemudian paham penyebab masalah sendiri, seyogianya Anda bangkit dan keluar dari berbagai persoalan yang melanda. Sebagai anak muda, gairah seksual memang sedang meningkat, misalnya. Tetapi, Anda juga dapat menyalurkan melalui aktivitas lain yang lebih produktif.

Galilah potensi diri yang belum tertampil. Saya yakin Anda gadis pintar mengingat tulisan Anda. Cobalah terus memperluas pergaulan, baik dengan pria maupun wanita. Upayakan tidak terlalu terpaku pada cara orangtua memperlakukan Anda selama ini, karena Anda pun mampu bersikap lebih dewasa dan mencari panutan dari tokoh lain. Masalah Anda memang berat, bila perlu bisa berkonsultasi kepada psikolog di kota Anda. Salam sukses.

------------------------------------------------------------------


Dari contoh kasus diatas dapat disimpulkan bahwa gaya dan pola asuh orangtua dapat memberikan sumbangan dalam kehidupan anak menjadi tidak stabil baik dalam hal emosi, social maupun kepribadiannya. Bahkan jangan sampai anda sebagai orangtua sampai tidak tahu mengenai permasalahan dan situasi hati anak anda. Komunikasi dengan anak, gaya pola asuh yang baik dan lain-lain dapat mendorong anak menjadi jiwa yang positif dan kehidupanya. Mari kita sebagai orangtua untuk peduli dan penuh perhatian pada anak kita, agar mereka merasakan kasih sayang anda sebagai orangtua.

Daftarpustaka

Sabtu, 07 Maret 2009

Cinta tanpa kata


MEMELIHARA kemesraan dengan sering mengatakan "Aku cinta Kau" memang baik, tetapi itu bukan satu-satunya cara. Menurut Scott Haltzman, MD, psikiater dan penulis buku The Secrets of Happily Married Men, rasa cinta bisa dinyatakan dengan berbagai ekspresi ini, seperti dikutip situs Redbook.

Hidangkan Sarapan Cinta
Siapkan roti panggang, lalu lukislah bentuk hati yang tersenyum pada roti dengan selai. Atau buat hiasan hati tersenyum itu dengan irisan timun atau tomat pada nasi goreng, untuk sarapan pasangan Anda. Percayalah, hal itu akan membuat pasangan tersenyum penuh cinta kepada Anda.

Bersikap Romantis

Letakkan secarik kertas berisi ungkapan cinta berupa tulisan atau gambar, di bantal pasangan. la pun akan berangkat tidur dengan perasaan bahagia karena aliran cinta Anda.

Manjakan Dia
Menyiapkan air hangat untuk mandi atau menyuguhkan secangkir teh hangat ketika pasangan pulang pada malam yang gerimis, akan membuatnya sangat nyaman dan merasa tetap dicintai.

Beri Apresiasi
Banyak pria yang mengeluhkan tiadanya penghargaan atas apa yang sudah dilakukan. Jadi, tak ada salahnya Anda mengungkapkan rasa bangga atau pujian ketika suami tanpa rajin merawat kebun, mengecat pagar sendiri, atau membantu membersihkan rumah.

Pesan Mesra
Kirim SMS (pesan singkat) mesra kini menjadi sarana jitu untuk memelihara kasih sayang, misalnya berisi, "Aku baru dengerin 'You're Beautiful'-nya James Blunt, jadi ingat kamu."

Ciptakan Isyarat Khusus

Mencium pipi suami tiga kali sebagai lambang kata-kata "I love you" dilakukan seorang istri seti, pagi. Sang suami membalas dengan membunyikan klakson mobil juga tiga kali, setiap kali hendak berangkat kerja. Anda bisa membuat kreasi sendiri untuk mengisyaratkan cinta.

Jadilah Penggoda
Menurut Scott, alat kosmetik bisa dimanfaatkan untuk mengungkapkan cinta. Anda bisa memakai lipstik untuk membuat tato, misalnya gambar anak panah yang menggoda, di bawah pusar menuju ke arah bawah. Dijamin, cara ini akan membuat pasangan Anda makin cinta. "Ingat lho, Aria itu sangat suka visual," ujar Scott.

daftar pustaka

Selasa, 03 Maret 2009

Hati-hati Pornografi Pada Anak


Tahukah anda, anak-anak SD sekarang ternyata sudah banyak yang mengenal pornografi. Banyak media yang bisa mereka akses untuk menikmati gambar atau adegan syur itu, salah satunya handphone. Jadi bagi orangtua, waspadalah!

Survei yang dilakukan Yayasan Buah Hati selama tahun 2005 ada 1.705 anak kelas 4-6 SD di Jabodetabek yang mengaku sudah kenal pornografi.

Ketua Yayasan Buah Hati Elly Ridwan dalam diskusi Selamatkan Anak Indonesia di Gedung RRI, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta, Kamis (11/5/2006), survei dilakukan terhadap anak-anak di 134 SD.

Mereka disodorkan lembar pertanyaan yang sangat vulgar, namun dengan bahasa yang diperhalus. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan sebagian besar seputar reproduksi.

Dari survei tersebut diketahui, sebanyak 20 persen mengenal pornografi dari situs internet, 25 persen dari handphone, 2 persen dari film dan TV, 12 persen dari film VCD/DVD, 17 persen dari novel atau cerita, 12 persen dari majalah, koran atau tabloid sebanyak 3 persen, dan lain-lain 9 persen.

Sementara untuk tempat-tempat mereka mengakses materi pornografi sebagian besar, yakni 35 persen di rental VCD/internet, rumah sendiri 25 persen, rumah teman 22 persen, dan lain-lain 18 persen.

Batasi Internet

Ahli telematika dari Masyarakat Telematika, Mas Wigrantoro Roes Setiyadi, mengusulkan agar pemerintah menerbitkan regulasi mengenai internet untuk membatasi akses pengguna internet terhadap situs-situs porno.

Di Indonesia saat ini terdapat 2.500 host server. Setiap host server dapat menyimpan ribuan situs-situs porno.

"Sekarang juga situs porno yang dulunya hanya bisa diakses oleh orang-orang pengguna kartu kredit, tapi sekarang banyak yang gratis atau bebas," katanya usai diskusi.

Ia mengusulkan agar pemerintah membentuk badan yang mengawasi konten internet atau lembaga sensor khusus internet. "Seharusnya ini dimuat dalam PP," katanya.

Selain itu pemerintah harusnya mewajibkan internet provider memasang software khusus yang bisa memfilter situs-situs porno tersebut.

Akan tetapi, karena ini baru sebatas usulan, dia juga menganjurkan beberapa usulan konkret yang bisa dilakukan masyarakat, antara lain internet dipasang di ruang terbuka, membuat kesepakatan dengan anak mengenai situs yang boleh dibuka atau tidak, dan orangtua harus menemani selama anak mengakses internet.

Kecanduan pornografi menjadikan anak bodoh


Ibu-ibu harus tegas melarang anaknya menikmati tayangan televisi yang berbau pornografi. Sebab jika anak-anak kecanduan pornografi bisa menyebabkan daya pikir menurun.

"Otak itu adaptif dan fleksibel. Inilah kecanggihan otak mampu menerima info positif dan negatif yang pada akhirnya menjadi manifestasi pada pembentukan perilaku dan karakteristik seseorang," ujar Kepala Pusat Inteligensia Depkes dr Jofizal Jannis.
Hal itu disampaikan Jofizal dalam jumpa pers tentang Memahami Dahsyatnya Kerusakan Otak Anak Akibat Kecanduan Pornografi dan Narkoba dari Tinjauan Kesehatan Inteligensia di Gedung Depkes, Jl HR Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan, Senin (2/3/2009).

Menurut Jofizal, berdasarkan penelitian, hampir 70 persen anak-anak kelas 4-6 SD se-Jabodetabek terpapar pornografi. Data menyebutkan 65 persen dari mereka menyaksikan pornografi lewat program di media, 24 persen lewat komik, 18 persen lewat game, 16 persen lewat situs porno, 14 persen lewat film, 10 persen lewat VCD dan DVD, 8 persen lewat ponsel, dan 4-6 persen lewat majalah dan koran.
Kepala Bidang Peningkatan Kemampuan Intelegensia Depkes Adre Mayza mengatakan, upaya-upaya rehabilitasi yang dilakukan sejauh ini hanya pada rehabilitasi sosial, belum menjamah pada rehabilitasi struktural pada otak.

"Kebijakan yang belum ada selama ini adalah kebijakan terkait gangguan terhadap otak," kata Adre. Oleh karena itu, menurut Adre, pihaknya akan bekerja sama dengan departemen terkait, LSM dan media untuk merumuskan kebijakan gangguan terhadap otak akibat kecanduan pornografi dan narkoba.

Jadi berhati-hatilah dalam mendidik anak anda, mungkin saja anda tidak tahu bahwa anak anda memang sering mengakses ponografi. Melarang, membatasi dan memarahi begitu saja, juga tidak sepenuhnya benar dilakukan untuk mengatasi pornografi pada anak. Tetapi lakukanlah dengan cara yang tepat sehingga anak tidak salah dalam memahami sesuatu, karena anak yang terlibat atau terjerumus masalah ini tidak lain adalah kesalahan gaya mendidik dan cara mendidik anda sebagai orangtua.

Bagaimana cara mendidik anak agar sukses dan bahagia klik disini

daftarpustaka

Sabtu, 28 Februari 2009

Akibat Salah Mendidik


Mungkin anda sebagai orangtua pernah mengalami keadaan ini. Ketika anak kita sedang berlari-lari tetapi kemudian terdengar suara "Buukkk", anak kita terjatuh di lantai. Tetapi apa yang dilakukan anak kemudian? Ternyata dia tidak menangis, tetapi malah berdiri dan mundur 2 langkah dan menepuk lantai berkali-kali. Mungkin anda terheran-heran melihatnya.

Hal ini bisa akibat dari, ketika anak waktu masih belajar merangkak jatuh dan kemudian nangis, anda datang dan kemudian berkata, “hush, hush, diem, siapa yang nakal? Lantainya yang nakal ya?”

Mungkin hal seperti ini lumrah dilakukan untuk menenangkan anak yang nangis.Tetapi apakah anda tahu bahwa hal ini sungguh salah dalam mendidik anak. Berikut adalah kesalahan-kesalahan yang bisanya dilakukan orangtua:

1. Menyalahkan yang lain

Ini seperti yang tadi sudah saya ilustrasikan di atas, anak jatuh karena kesalahannya sendiri tapi orang tua memilih menyalahkan lantai, batu, kadang-kadang kodok juga (apa hubungannya coba?!) secara tidak sadar orang tua sudah mendidik anak untuk tidak mau bertanggung jawab atas kesalahannya sendiri, malah sibuk mencari kambing hitam.

2. Membohongi anak

“jangan duduk deket tipi mas, ada kecoaknya lho!” kata pembantu anda waktu anak anda tidak mau mundur dari teve. Tujuannya benar tapi caranya salah, anak harus dikasih tahu apa adanya walaupun mungkin dia belum begitu mengerti. Kalau nanti anak anda tahu di bawah teve tidak ada kecoak, dia akan berani melawan kalau disuruh mundur, dan siapa tahu dia pun akan mulai belajar bohong, kan anak kecil bisanya cuma meniru terutama dari kebohongan anda…

Ada lagi yang lain, “udah jangan nangis, kalau gak nangis besok ayah ajak ke mall”, anak berhenti menangis, besok ayahnya capek, lupa sama janji ke anak. Yang model begini juga mengajarkan anak bohong.

3. Memotong kreatifitas anak

Ilustrasinya begini, misalnya waktu Doni masih kecil ngguntingin taplak meja, kemudian ibu reaksinya bukan, “eh goblok! Itu taplak jangan diguntingin! Dasar dodol! Mahal tahu!” bukan begitu, tapi dengan lembut doni dideketin, kemudian ditanya, “Doni, kenapa taplak mejanya digunting?” Doni bilang, “Buat belajar.” Dari situ ibu mencari kertas kemudian bilang ke doni, “Lain kali jangan taplak mejanya yang digunting ya, itu bukan buat mainan, kalau taplak mejanya rusak kan mejanya jadi jelek. Ini kalau mau latihan nggunting pake kertas saja”

Di sini saya mau mengatakan bahwa, anak kecil masih belum punya konsep benar salah, plus tingkat penasarannya tinggi. Jadi salah kalau dia lagi memuaskan rasa ingin tahunya kemudian dipotong dengan cara keras, karena dia tidak tahu itu salah. Biarkan dia berimajinasi, cukup dikawal agar tidak membahayakan.

4. Overprotected


Kadang anak suka melakukan hal-hal yang berbahaya, manjat, lompat, dan lain-lain, yang bikin orang tua kadang suka rada takut. Yang jadi masalah kadang karena tidak ingin anaknya kenapa-kenapa akhirnya si anak dilarang-larang, mau ini jangan, mau itu jangan. Alhasil, tumbuhlah anak anda jadi anak penakut dan tidak punya semangat juang. Biarkan saja anak mau ngapain selama masih dalam batas kewajaran, yang penting dijaga agar tidak kebablasan dan tidak membahayakan dirinya sendiri.

5. Do as I say not as I do


Yang terakhir, anak cuma sedikit mendengar tetapi banyak melihat. Ketika anak bersuara dengan keras , ibunya membentak, “Kamu kalau ngomong jangan kayak gitu!” dengan nada yang tidak kalah keras. Kalau anak anda nakal, sebelum banyak menasihati cobalah dulu berkaca, apakah yang mau anda sampaikan sudah sesuai dengan apa yang selama ini anda lakukan.

Perkawinan Sumber Stress


PERKAWINAN dapat menjadi sumber kebahagiaan terbesar bagi kita, tetapi bisa juga merupakan sumber stres yang terkuat dalam hidup.
Dalam konsep psikologis, perkawinan digambarkan sebagai "dua pribadi yang menyatu". Dua orang dengan pikiran, keinginan, latar belakang, dan harapan berbeda-beda, memutuskan untuk bergabung dalam kehidupan bersama.
Tentunya ini berpotensi menimbulkan stres, seperti yang disampaikan Nindi dan Nando, pasangan muda yang baru satu tahun menjalani bahtera perkawinan.

Nindi: Saya pikir dengan menikah, saya bisa mengalami kehidupan baru yang membahagiakan seperti akhir cerita di dongeng-dongeng.. Saya bisa lepas dari kekangan "jam malam" yang ditentukan ayah, saya bisa mengatur ruangan rumah dan menu makan sendiri, memelihara kucing kesayangan dengan tenang.. Eh enggak tahunya malah ada kesulitan lain dengan suami. Dia selalu menaruh sepatu dan kaus kakinya sembarangan, belum lagi mengoroknya keras sekali, bikin saya tak bisa tidur. Dia tak mau makan sayuran yang sehat, maunya harus ada daging setiap hari.

Nando: Saya pikir Nindi itu wanita yang lembut, penuh perhatian, eh tahunya kecele saya. Ada sifatnya yang baru keluar setelah kami tinggal serumah, dia ternyata nyinyir banget, semua yang saya lakukan salah melulu. Mana cemburuan lagi, saya merasa terkekang setelah menikah..

Menurut Whiteman, Verghese, dan Petersen (1996) ada beberapa hal yang harus dipahami pasangan suami-istri agar mereka dapat mengelola hubungan mereka dengan baik, bahkan ketika mereka mengalami stres. Dari mana sajakah stres perkawinan muncul?
Perbedaan latar belakang

Istri yang dibiasakan orangtuanya membuang sampah dan meletakkan barang pada tempatnya tentu akan merasa terganggu dengan perilaku suami yang sembarangan meletakkan pakaian kerjanya.

Suami juga akan berharap istrinya tinggal di rumah dan memasak sendiri karena ibunya dulu melakukan hal itu, sementara istri tetap ingin berkarier karena ibunya dulu juga demikian.

Suami lebih suka menonton film perang, sedangkan istri memilih memutar acara sinetron di televisi. Istri lebih sering menjewer telinga anak sebagai cara disiplin, sedangkan suami merasa lebih baik memberi nasihat dan contoh.
Semua perbedaan latar belakang ini merupakan hal-hal yang bisa menimbulkan konflik dan pasangan harus membicarakan isu-isu tersebut dengan kepala dingin dan berkompromi.

Perbedaan gaya atau sifat

Suami mungkin suka mengorok, sedangkan istri jika bersin keras sekali. Kadang kala setiap orang mempunyai kebiasaan yang membuat pasangan merasa jijik atau sifat-sifat berlawanan, misalnya yang satu tertutup, pasangannya mudah membuka diri. Suami pengalah, pasangannya suka mengkritik.

Perbedaan tersebut bukannya tak dapat diatasi, tetapi akan menyebabkan stres. Belum lagi perbedaan jender yang merupakan hasil dibesarkan sebagai seorang laki-laki atau perempuan selama ini.

Para suami dan istri perlu memahami gaya dan sifat pasangannya serta belajar menerima. Adanya usaha mengubah sifat pasangan justru akan menimbulkan perlawanan dari pasangan dan tentunya dapat memperberat stres dalam hubungan mereka.

Perbedaan harapan/impian

Apa yang akan terjadi jika istri mendambakan tinggal di rumah mungil dengan halaman luas, tetapi suami membeli apartemen di tengah kota? Bagaimana bila suami memimpikan menjadi pelukis terkenal, tetapi pasangannya ingin suami berkarier di perusahaan? Atau yang satu ingin dapat berlibur ke pedalaman Irian, yang lain ingin ke Eropa?
Kita menyimpan banyak energi mental dan emosional pada harapan kita, kita harus bisa menyesuaikan satu sama lain, mencari titik temu dari perbedaan harapan karena ini merupakan bagian konflik lain dalam perkawinan.

Kekecewaan

Ketika kita menikah dan kemudian pasangan kita berubah, hal tersebut dapat menyenangkan, tetapi bisa juga mengecewakan kita.
Sebelum menikah, pasangan hanya menampilkan sisi-sisi positifnya saja, tetapi begitu pesta usai mereka kembali pada sisiaslinya. Ini semua dapat menimbulkan kekecewaan bagi pasangan.

Dengan makin menuanya seseorang, banyak suami-istri tak puas dengan kondisi pasangan, yang mungkin mulai memutih rambutnya, makin menggemuk badannya, sakit-sakitan. Sering kali pikiran yang dipengaruhi budaya tentang kemudaan dan penampilan yang tetap oke semakin menambah ketidakpuasan dan memperburuk hubungan perkawinan.

Perebutan kuasa

Meskipun sudah disepakati suami adalah kepala keluarga, perebutan kuasa bisa terjadi. Misalnya, istri sering mencari upaya memengaruhi keputusan suami, atau sebaliknya.

Perebutan ini tidak selalu buruk bila pasangan melakukan pertukaran pendapat yang berbeda secara adil dan tidak menimbulkan rasa kalah yang mendalam pada pasangan. Apakah pertukaran yang terjadi sesuai atau tidak dengan harapan pasangan, tetap ada potensi untuk munculnya stres. Hubungan terbaik adalah bukannya tak ada konflik, tetapi bagaimana kita dapat mengelola konflik secara baik.

Kekhawatiran kehilangan pasangan

Terutama pada zaman di mana perceraian merajalela, orang acap takut bila pasangan akan meninggalkan mereka. Istri, misalnya, cemas karena merasa suami tak perhatian lagi. Hal ini justru membuat suami makin menjauh dan istri makin panik, merasa putus asa.

Semua ini merupakan bagian dari stres yang biasanya muncul dari dalam diri, tidak tampil dalam bentuk pertengkaran, tetapi mengganggu perasaan setiap pasangan perkawinan. Menghadapi berbagai aspek stres interpersonal ini penting bagi pasangan untuk terus mengupayakan komunikasi terbuka dan efektif.

daftar pustaka

Problem Komunikasi Dalam Keluarga Terutama Anak


(Anak) : Mama...mama...adek nggak mau sekolah lagi...pokoknya nggak mau...sekolah itu nggak enak soalnya ada si dono yang badannya besar dan suka gangguin adek...adek takut, Ma...adek nggak mau ketemu dono....(sambil menangis)

(Mama): (mamanya sambil matanya lekat ke sinetron yang sedang seru-serunya) Mmmm...Oooo...Aahh nggak apa-apa, kan...biasa itu...masa’ begitu saja takut...pokoknya besok sekolah seperti biasa...ya! anggap saja tidak ada apa-apa....ya sudah, sana..! lagi seru niiih..wah, jadi kelewat deh ceritanya...! kamu sih...!

Situasi di atas sepertinya tidak asing lagi di jaman ini, di mana setiap orang, termasuk orang tua, seolah membangun dunia sendiri yang terpisah dari orang lain, bahkan anggota keluarganya sendiri. Komunikasi keluarga menjadi “barang mahal dan barang langka” karena masing-masing sibuk dengan urusan, pikiran dan perasaannya masing-masing. Akhirnya, komunikasi yang tercipta di dalam keluarga, adalah komunikasi yang sifatnya informatif dan superfisial (hanya sebatas permukaan). Misalnya, pemberitahuan agenda kerja ayah hari ini, rapat di kantor, janji bertemu orang, harus presentasi, atau mungkin membicarakan mengenai teman ayah punya pekerjaan baru, si Pak Tiar pergi ke luar negeri, tingkat bunga bank, kurs dollar, situasi politik, kerusuhan yang terjadi di luar daerah, dan lain sebagainya. Sementara ibu membicarakan tentang teman kerja di kantor, rencana bisnis ibu, rencana masak memasak, pertemuan arisan, acara televisi baru, atau membicarakan tentang anak teman ibu yang punya masalah. Anak-anak, punya dunianya sendiri yang sarat dengan keanekaragaman pengalaman dan cerita-cerita seru yang beredar di kalangan teman-teman mereka.

Dalam kepadatan arus informasi yang serba superfisial dan sempitnya “waktu bersama”, membuat hubungan antara orang tua – anak semakin berjarak dan semu. Artinya, hal-hal yang diutarakan dan dikomunikasikan adalah topik umum selayaknya ngobrol dengan orang-orang lainnya. Akibatnya, masing-masing pihak makin sulit mencapai tingkat pemahaman yang dalam dan benar terhadap apa yang dialami, dirasakan, dipikirkan, dibutuhkan dan dirindukan satu sama lain. Dalam pola hubungan komunikasi seperti ini, tidak heran jika ada orang tua yang kaget melihat anaknya tiba-tiba menunjukkan sikap aneh, seperti tidak mau makan, sulit tidur (insomnia), murung atau prestasinya meluncur drastis. Orang tua merasa selama ini anaknya seperti “tidak ada apa-apa” dan biasa saja. Lebih parah lagi, mereka menyalahkan anak, menyalahkan pihak lain, entah pihak sekolah, guru, atau malah saling menyalahkan antara ayah dengan ibu. Seringkali orang tua lupa, bahwa setiap masalah adalah hasil dari sebuah interaksi setiap orang yang terlibat di dalamnya. Setiap orang, punya kontribusi dalam mendorong munculnya masalah, termasuk masalah pada anak-anak mereka.

Seni Mendengarkan

Komunikasi, sesungguhnya tidak hanya terbatas dalam bentuk kata-kata. Komunikasi, adalah ekspresi dari sebuah kesatuan yang sangat kompleks : bahasa tubuh, senyuman, peluk kasih, ciuman sayang, dan kata-kata. Seni mendengarkan, membutuhkan totalitas perhatian dan keinginan mendengarkan, hingga sang pendengar dapat memahami sepenuhnya kompleksitas emosi dan pikiran orang yang sedang berbicara. Bahkan, komunikasi yang sejati, sang pendengar mampu memahami apa yang terjadi / yang dirasakan oleh lawan bicara meski dengan kata-kata yang sangat minimal.

Lalu bagaimana cara mendengarkan yang baik, dan apa manfaat dari mendengarkan, serta bagaimana evaluasi kita sebagai orangtua? Semuanya akan dikupas dalam PAKET produk bagaiamana cara mendidik anak agar sukses dan bahagia. Klik disini