Selasa, 24 Maret 2009

Anak autis : Pengembangan yang perlu dilakukan


Tak sedikit pun kata keluar dari mulut Sue (28 th). Tatapannya semata terpaku pada tetesan air yang memenuhi sendok plastik kesayangannya. Ditumpahkannya dan kembali tetesan air kran yang mengalir di satu sudut rumahnya di Amerika Serikat ditadah lagi dengan sendok berwarna putih itu.

Cukup sering Sue sendirian melakukan hal itu. Baginya, aktivitas itu membuatnya tenang dan tenteram. Terkadang, Sue melanjutkannya dengan berdiri di depan pintu masuk rumahnya, meski tak jelas apa yang dilihat, dan bersandar setelahnya.

Ini adalah cuplikan film dokumenter yang berkisah tentang anak autis, digelar dalam orasi ilmiah bertajuk "Perspektif Positif dalam Memahami Autis”.

Sue hanyalah salah satu dari sekian ratus anak autis di Amerika Serikat. Adapun jumlah anak autis di Indonesia, bertambah cukup pesat. Ini terlihat dari makin banyaknya pusat terapi yang menangani anak-anak autis, juga pembahasan di media massa, dan seminar-seminar. Sayangnya, belum ada data resmi dari pemerintah tentang jumlah anak autis.

Di Amerika Serikat, sekitar satu dari 166 anak yang lahir tergolong anak autis. Nah, sayangnya pemerintah kita belum punya data jumlah anak autis seluruh Indonesia. Padahal ini diperlukan untuk memandang seberapa urgent hal ini harus mendapat perhatian agar anak autis tidak dimasukkan pada sekolah normal, seperti yang saat ini terjadi.

Faktanya sekolah-sekolah normal ternyata belum mampu menangani anak autis. Cara memasukkan anak autis ke sekolah normal memang memberikan kebanggaan si orangtua bahwa anaknya normal. Sementara di lain sisi tidak ada kesiapan dari pihak sekolah dalam menangani anak autis termasuk teman-temannya yang kerap memperlakukan si anak autis dengan cara berbeda.

Karena itu, perlu penanganan khusus terhadap anak autis. Memang, menangani anak autis tidak mudah. Perlu ada kerja sama lebih baik dari guru dan orangtua yang berorientasi pada pengembangan diri dan menjauhkan anak dari bullying.
Orangtua perlu serius menemukan keunggulan anaknya melalui konsep multiple intelligence bahwa kecerdasan bisa beragam. Ada kecerdasan matematis, kinetik, matematis dan verbal. Setiap anak autis memiliki ciri khusus dalam kuantitas dan kualitas yang berbeda.

Ini adalah keunggulan anak autis yang layak dikembangkan. Dengan demikian, tak heran cukup banyak anak yang menunjukkan kemampuan di bidangnya, seperti musik, seni, matematika, komputer, dan menggambar. Sebagian individu autis memiliki kemampuan luar biasa tanpa melalui proses belajar yang disebut savant, seperti mampu menghafal kamus ensiklopedia secara rinci.

Sayangnya, penanganan anak autis di Indonesia cenderung menekankan pada kekurangan (defisit), bukan pada penggalian dan pengembangan potensi. Padahal, pengembangan potensi dapat digunakan sebagai kompensasi dari defisit yang ada.

Karena itu, cara terbaik memahami mereka adalah dengan berusaha mengenali mereka tanpa prasangka tertentu, apalagi membandingkan mereka dengan individu normal.
Kita juga harus menggunakan perspektif holistik dan positif, yaitu memandang anak autis sebagai individu yang utuh dan memiiki potensi kreatif.

Kenali individu autis lebih dalam, hargai keunikan mereka, serta percaya bahwa mereka juga mampu berpikir dan mengembangkan diri, maka kita akan membantu mengembangkan individualitas dan potensi mereka secara optimal.

Jadi, kenali penderita Autis dengan cara berbeda. Pandanglah bahwa mereka memiliki keunggulan tersendiri.


daftar pustaka

5 komentar:

  1. Mencegah lebih baik daripada mengobati.
    Saya pernah mendengar salah satu penyebab anak menjadi autis adalah karena banyak sel-sel otak yang gagal tersambung pada masa pertumbuhannya saat masih balita. Hal ini bisa dicegah dengan memberinya ketenangan dan ketentraman. Salah satu caranya adalah dengan sering membelainya.
    Jadi membelai anak ternyata tidak hanya menunjukkan rasa cinta tetapi juga membantu terhubungnya sel-sel syaraf otak. Jadi belalilah anak-anak dengan penuh kasih sayang.

    BalasHapus
  2. Sekarang ini banyak biro penanganan untuk anak autis, ketidak tahuan para orang awam tentang autis sungguh sangat menyesatkan. Terdapat beberapa kriteria umum anak autis yaitu tidak bisa atau sulitnya melakukan kontak mata dengan lawan bicara, suka melakukan hal yang sama secara berulang ulang dan terus menerus, dan kurang sosialisasi terhadap lingkungan serta problem dalam melakukan komunikasi.

    BalasHapus
  3. setiap anak mempunyai keunggulan tersendiri termasuk juga
    anak-anak autis...Setuju
    dengan tulisan ini...
    salam kenal..semoga terus membuat
    pencerahan tentang kondisi anak
    autis dan cara mengatasinya..

    BalasHapus
  4. hemm anak autis memang butuh pelajaran ekstra :D repot juga ya punya anak autis ;)

    BalasHapus
  5. autis merupakan salah satu gangguan perkembangan pada anak yang sampai saat ini belum diketahui penyebabnya. berikut petikan kuliah tentang autisme:
    a = acuh tak acuh
    u = usil (banyak gerak)
    t = terlambat bicara
    i = imajinasi hilang
    s = sulit kontak mata
    m = monoton gerakannya
    e = emosi datar

    they are special children that need our care ^^

    BalasHapus