Senin, 30 Maret 2009

Anak ikut kampanye, salah siapa?


Anda pasti tahu pada tanggal 9 April 2009 akan dimulainya pemilihan umum untuk memilih calon legislatif baik DPR RI, DPD maupun DPRD. Banyak partai yang kini mencalonkan para anggotanya untuk mengisi kursi kosong sebagai seorang wakil rakyat. Banyak pula partai yang kini saling menyerukan suara-suara orasi untuk menarik minat masyarakat. Kampanye-kampanye pun digelar diberbagai daerah, tak terkecuali daerah anda juga ikut menjadi tempat sasaran kampanye. Beberpa kegiatan kampanye yang sering dilakukan, seperti konvoi kendaraan bermotor, konser musik atau dangdut, bahkan sampai goyang erotis pun di tonjolkan untuk menarik massa.

Tidak sedikit pula pelanggaran yang terjadi selama kampanye berlangsung. Contoh kali ini yang paling riskan adalah keikutsertaan anak-anak dalam kegiatan kampanye. Sungguh ironis, banyak sekali anak yang tidak luput dari kegiatan kampanye, yang ternyata tidak lain karena diajak oleh orangtua mereka. Padahal banyak sekali tontonan yang tidak layak untuk disaksikan oleh anak-anak. Goyang dangdut yang heboh misalnya, apakah hal itu layak untuk disaksikan oleh seorang anak yang masih dalam proses perkembangan dan belajar? Sudah saatnya kini orangtua untuk sadar akan kekeliruan yang mereka lakukan.

Dari kebanyakan alasan, orangtua lebih suka mengajak anak mereka untuk ikut berkampanye dari pada meninggalkan anak menangis tidak karuan dirumah. Hal ini perlu ditindak lanjuti agar orangtua kini mulai sadar akan pentingnya proses perkembangan anak dan proses belajar anak. Jangan hanya memikirkan kebahagiaan diri sendiri tanpa melihat pengaruhnya terhadap diri anak. Anak memiliki proses imitasi (meniru) yang kuat dalam tahap proses balajarnya, contohnya saja, kini banyak lagu-lagu dewasa yang mungkin sering anda dengar dari nyayian mulut mereka. Proses modeling inilah yang perlu orangtua perhatikan saat ini. Melihat tontonan goyang syiur yang menghebohkan dan joged arukan yang tidak karuan, justru akan membuat anak menjadi jiwa yang tidak lepas dari hal-hal negatif yang muncul. Bahkan, pernah pada suatu acara kampanye digelar, tidak sedikit anak yang ikut berjoged di depan panggung, lalu kemanakah orangtua mereka?

Sampai kapan bangsa ini akan maju jika para penerus bangsa kini sudah dijejali oleh hal-hal yang belum pantas untuk mereka tonton, bergoyang erotis, joged arukan dan lain-lainya. Bahkan hal ini dilakukan tidak lain oleh didikan orangtua mereka.

Jadi jangan salahkan perilaku yang muncul pada anak, bila kita tidak menyukainya atau perilaku tersebut salah dimata kita. Anak belajar dari apa yang dia dengar dan apa yang dia lihat. Terutama sangat berpengaruh pada lingkup keluarganya. Mulailah saat ini anda sebagai orangtua untuk tahu dan lebih mengenal cara mendidik anak dengan tepat. Mulailah untuk peduli dalam setiap tindakan anda sebagai orangtua terhadap anak. Dan mulailah untuk membuka mata lebar-lebar mengenai proses perkembangan anak anda.

12 komentar:

  1. Tidak bisa dipungkiri saat ini ada sebagian orang yang menjadikan kampanye sebagai jalan untuk menambah penghasilan. Kalau kemudian anak dibawa, maka itu adalah konsekuensi logis. Seperti alasan yang telah tertulis di atas, daripada anak menangis di rumah. Masalah ini pelanggaran mereka kelihatannya tidak terlalu peduli.
    Anak adalah duplikator paling ulung. Dia akan meniru apa saja yang dilihatnya. Atas alasan itu pula (salah satunya), maka saya tidak menyediakan televisi di rumah. Saya khawatir tidak dapat mengontrol apa yang dilihatnya. Alasan lain saya tidak mau membuang waktunya hanya untuk memelototi kotak ajaib itu.

    BalasHapus
  2. apapun yang anak lakukan pastitidak jauh dari apa yang irang tuanya lakukan

    BalasHapus
  3. hmm..stelah seharian gawe, kegiatan jln2 nengokin blog emang ngilangin cape..mampir lg yach..B)

    BalasHapus
  4. sesuai dg kata pepatah "buah jatuh tidak jauh dari pohonnya"

    BalasHapus
  5. hemm... klo sdh begini, seharusnya org tua yg memberi contoh pada anak. toh anak itu akan mencontoh tingkah laku dr ortunya

    BalasHapus
  6. Kunjungan pertama salam kenal yaa, semoga bisa menjadi sahabat :-)

    BalasHapus
  7. anak ikut ke pasar, ikut ke mall, ikut bezoek orang sakit, ikut ta'ziah, ikut silaturrahmi dll, ini anak baik

    anak "diajak" ke kampanye, ke rumah sakit, ke pesta orang dewasa dll, ini orangtua kurang baik

    pendapat pribadi, ngga pake referensi valid
    salam kenal

    BalasHapus
  8. ada yg bilang:
    "perbaikan bangsa dimulai dari pendidikan"
    "perbaikan dunia pendidikan dimulai dari rumah/keluarga"
    lha kalau orang tua ndak peduli anak dan atau ndak bisa ndidik anak, siapa tuh yg memperbaikinya?
    so, "perbaikan keluarga dimulai dari???"
    dari diri sendiri masing2 anggota keluarganya lah...

    so, ayo kampanye "sebarkan keinginan untuk memperbaiki diri!!!!"

    "mulai dari diri sendiri, mulai dari hal kecil, mulai dari sekarang dan ngapain harus ditunda2.."

    BalasHapus
  9. Jangan selalu salahkan guru kalau anak2 kita kurang baik perilakunya karena orang tua harusnya juga memberi suri tauladan yang baik

    BalasHapus
  10. Sebetulnya ada peluang untuk sosialisasi atau pendidikan politik, namun dalam praktik dunia politik kita masih absurd. Salam kenal, salam hangat :)

    Artikel terbaru dari Murid Baru: Kepedulian pada Bencana Mungkin Sekadar Pola Hidup Topikal

    BalasHapus
  11. Kasuan Juga ya mas liat nya, jika anak2 ikut kampanye.

    BalasHapus
  12. bukan salah sapa-sapa kali, yang salah itu kenapa kampanyenya selalu pake dangdut atau hiburan lain. apa karena apa karena ini pesta demokrasi gitu yah jadi ada hiburannya kaya kawinan, ya tapi semua itu syah-syah aja kali..
    eh makasih atas kunjungannya ke blog sekolah kami http://smp1rangkasbitung.wordpress.com
    dan salam kenal kembali

    BalasHapus